cibadak kota nayor

Cibadak adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.

Cibadak dikenal dengan sebutan kota nayor, walau nayor sendiri kini telah tersisihkan oleh alat transportasi yang lain. Sekarang Cibadak adalah calon ibukota Kabupaten Sukabumi Utara, yang diusulkan sebagai pemekaran dari Kabupaten Sukabumi. Cibadak kini telah melaju pesat dibanding kecamatan lainnya di Kabupaten Sukabumi. Di Cibadak terdapat RSUD Sekarwangi,yang merupakan keunggulan Kecamatan Cibadak. Beberapa instansi juga ada di Cibadak, seperti Kejaksaan Negeri Cibadak, Pengadilan Negeri Cibadak, dll.
Sudah Dikontrak Isi Acara Agustusan

Ramadan saat ini bertepatan dengan perayaan HUT kemerdekaan RI. Di mana selain menjadi hiburan ngabuburit, nayor pun pasti menjadi partisipan 17′an. Sebab pihak kecamatan pun merasa hambar kalau tidak ada parade hias nayor. Biasanya para pemilik nayor semangat mendadani kudanya agar tampil cantik.

ANDRI SOMANTRI-Cibadak

SEDIKIT Yang perlu diketahui soal nayor atau kereta kuda khas Cibadak. Kendaraan ini jelas berbeda dengan delman atau andong. Sebab itu terlihat dari bentuk keretanya yang mengunakan lingkar roda kecil. Sedangkan andong atau delman lebih besar. Bodinya pun rendah dan menggunakan pintu. Perbedaan ini menjadi nuansa khas dan mencolok kendaraan berpenarik kuda jantan ini.

Di Cibadak, terdapat belasan nayor yang beroperasi setiap hari di jalur khusus penumpang terminal dan Labora. Uniknya setiap waktu penumpang berganti golongan jika pagi nayor menjadi kendaraan ibu ke pasar, siang menjadi tumpangan anak sepulang sekolah lalu sore biasanya masuk kampung narik anak anak.

Walau keberdaanya bersaing dengan angkutan ojek atau angkutan umum tapi para penggiat nayor tetap semangat menarik pedati. Sebab keyakinan mereka nayor merupakan bagian dari Cibadak, apalagi dibulan agustus saat ini tepatnya pada tanggal 17 Agustus atau hari kemerdekaan nayor paling depan menjadi icon parade kemeriahan HUT RI ini.

“Nayor sudah menjadi ikon di Cibadak. Sebab keberdaanya yang sudah sedikit namun tetap ada di hati wargaa. Dari orang tua hingga anak anak pasti sudah mencoba nayor. Lalu setiap ramadan ini nayor dinanti penumpang setianya di gang perkampungan. Saat 17 nayor juga jadi simpatisan kemerdekaan,” ucap Rohendi salah seorang kusir.

Namun dibalik semua itu, jika berbicara keuntungan dengan usaha nayor sangat jauh dari yang diharapkan. Walau tidak menyebutkan nomimal pendapatan perharinya dari raut wajah Rohendi nampak tidak mengairahkan. Namun apapun di balik itu nayor tetap ada selama cibadak membutuhkan dan warga menghargainya.

“Kami para pemilik nayor tidak menutupi minimnya keuntungan dari usaha ini. Tapi tekad kami nayor sebagai kebudayaan Cibadak, salah satu keunikan dan menjadi yang khas. Ramadan ini saja nayor bisa membagi kebahagiaan dengan warga khususnya anak-anak,” tukasnya. (**)

Komentar